Prof Ronny Rachman Noor: Pentingnya Peran Breeder dalan Hasilkan Daging Sehat Rendah Kolesterol

Prof Ronny Rachman Noor,  Guru Besar IPB University dari Fakultas Peternakan (Fapet) mengatakan, daging merupakan salah satu bahan makanan yang bergizi dan sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Daging kaya akan kandungan gizi, seperti kandungan protein yang tinggi dengan asam amino yang lengkap. Di samping itu daging juga mengandung mikronutrien dan juga mengandung vitamin B komplek yang esensial bagi kesehatan.

“Di samping memiliki manfaat yang tinggi, daging juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan terutama jika lemak jenuh (saturated fatty acids, SFA) daging dikonsumsi secara berlebihan karena berhubungan langsung dengan peningkatan kolesterol dan low-density lipoprotein levels (LDL) yang akan meningkatkan level kolesterol dan risiko penyakit cardiovascular, diabetes,  obesity dan kanker,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa asam lemak jenuh pada daging sapi ini umumnya mengandung asam myristic (C14:0), palmitic (C16:0) dan stearic (C18:0).

Berdasarkan hasil penelitian asam myristic (C14:0) jika dikonsumsi melebihi ambang batas maka peningkatan serum kolesterolnya enam kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan ikatan palmitic (C16:0).

“Asam lemak merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan kualitas daging sapi karena mempengaruhi  aroma dan rasa sehingga membuat daging digemari masyarakat.  Namun di lain pihak asam lemak juga dapat berdampak buruk pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan,” ujarnya.

Dampak mengkonsumsi lemak jenuh yang berlebihan memang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi sebagian orang sehingga menghindari mengkonsumsi daging. Lemak jenuh daging sapi yang umumnya berada di bagian luar lapisan  daging  (inter-muscular fat) memang dapat dengan mudah untuk dikurangi sebelum daging dimasak. Namun tidak demikian dengan lemak intramuscular yang berada di antara serat daging yang sulit untuk dikurangi.

Lebih lanjut dikatakannya, keragaman genetik ini tentunya menimbulkan harapan bahwa dengan variasi genetik yang tinggi, para breeder dapat menyeleksi untuk menghasilkan jenis sapi dengan kualitas asam lemak daging yang lebih baik.

“Sebagai contoh, daging yang berasal dari bangsa api Bos Indicus seperti Brahman, Zebu, Ongole, Nalore dan juga Sapi Bali, dari segi nutrisinya lebih sehat karena kandungan kolesterolnya lebih rendah. Kandungan asam lemaknya juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan daging sapi bangsa sapi Bos Taurus seperti Limousine, Simmental, Belgian Blue maupun Angus,” jelasnya.